Kepala BPOM paparkan peran penting pengawas farmasi dan makanan
Jumat,s4donline hk martabetoto 8 November 2024 19:13 WIB
Dalam konteks yang lebih luas, rekan-rekan PFM sangat besar kontribusinya lewat BPOM. Tugas kita memastikan obat dan makanan aman dikonsumsi masyarakat luas, kemanfaatan terjamin, serta sesuai standar
Jakarta (ANTARA) - Badan Pengawas Obat dan Makan (BPOM) mengatakan Organisasi Profesi Pengawas Farmasi dan Makanan Indonesia (OP-PFMI) berperan penting dalam menghadapi tantangan kesehatan ke depan, sehingga perlu diperkuat.
“Dalam konteks yang lebih luas, rekan-rekan PFM sangat besar kontribusinya lewat BPOM. Tugas kita memastikan obat dan makanan aman dikonsumsi masyarakat luas, kemanfaatan terjamin, serta sesuai standar,” kata Kepala BPOM Taruna Ikrar dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat.
Dia menjelaskan beragam persoalan di bidang kesehatan menjadi fokus utama PFM dan BPOM, contohnya masih tingginya angka stunting yakni 21,7 persen masih terbilang tinggi. Dia pun memaparkan berbagai dampaknya yakni disabilitas dari kondisi ringan sampai berat, seperti kemampuan berpikir yang rendah.
Menurutnya, ini akan jadi beban negara dan mengakibatkan bonus demografi jadi tidak ada artinya bagi negara. Oleh karena itu, katanya, PFM berperan penting dalam menangani ini.
Baca juga: BPOM: Inovasi regulasi tingkatkan akses ke produk farmasi berkualitas
Dia menyoroti pentingnya organisasi profesi. Terlebih, katanya, PFMI merupakan organisasi profesi yang berisikan orang-orang berpendidikan tinggi, seperti lulusan farmasi, pangan, gizi, dokter, kesehatan masyarakat, dan sebagainya.
“Sumber daya manusia yang luar biasa ini berperan penting karena akan berkontribusi langsung pada pengawasan obat dan makanan,” ujar Taruna.
Oleh karena itu dia pun menaruh perhatian terhadap keterlibatan PFM akan lebih banyak dalam mengimplementasikan Program Asta Cita.
“Kita akan tingkatkan dan perkuat PFM di daerah. Anggaran sudah mendapatkan tambahan Rp525 miliar dan kita upayakan sebagai tindak lanjut DAK, tidak akan kita hapus, tapi kita lanjutkan, bahkan meningkat,” katanya.
Baca juga: BPOM-KCI beri edukasi pemilihan obat dan makanan aman lewat "KataBPOM"
Bagi Taruna Ikrar, semua fungsi dalam organisasi bukan hanya proses pengembangan diri, tapi juga ada aktualisasi diri. Apalagi dengan jumlah PFM saat ini yaitu 2.031 orang, angka ini terbilang besar. Untuk itu para pengawas tersebut diharapkan bisa menjadi jembatan untuk mengakomodasi kepentingan anggota, berkontribusi pada organisasi, serta mengimplementasikan dalam wadah lembaga yang lebih besar di tingkat nasional.
Sementara itu Ketua Umum OP-PFMI Togi Junice Hutadjulu mengatakan organisasi PFMI bersifat inklusif. Anggotanya tidak hanya berasal dari BPOM, katanya, namun terbuka juga untuk anggota dari kementerian, lembaga, dan daerah lain.
"Sampai saat ini terdapat 27 anggota PFMI yang berasal dari luar BPOM," katanya.
Baca juga: BPOM-Kemenkes fokuskan PMT berbahan lokal dalam Desa Pangan Aman